Surat Dari Kereta Padalarang - Purwakarta

Muhammad Ghias Saputra
2 min readJul 27, 2024

--

Sabtu, 27 Juli 2024

To : Perempuan yang sabarnya seluas lautan

Perempuan itu kembali meneteskan air mata nya saat langkah kaki ku mulai menjauhinya. Perpisahan kali ini bukanlah kali pertamanya namun dari perpisahan pertama sampai sekarang, ya tetap perasaan sedih dan segala rasa campur aduk tetap mengelilingi ku.

ya iya lah. emang ada perpisahan yang menyenangkan, yas?

hahaha, iya juga sih. Tulisan ini aku tulis saat aku berada di dalam kereta menuju Purwakarta dan tepat di depanku ada pria paruh baya yang sedang tertidur pulas, mungkin ia juga kelelahan menghadapi dunia yang makin hari makin menyebalkan.

foto bareng super hero

Ya, itu sosok perempuan yang sabarnya seluas lautan. Perempuan berumur 60an itu nenekku yang cinta kasih sayang nya pun bahkan tak bisa lagi di hitung oleh Jerome Polin (selebritis jago ngitung kalo kata orang). Ia seorang manusia yang menjadi alasan kuat aku bertahan di dunia yang kacau ini. Jalan nya memang tak lagi selincah dulu, tubuhnya sudah sering sakit-sakitan dan mata nya pun sudah tidak seawas dulu tapi bagiku ia merupakan sosok yang kuat dan sabar serta superhero bagi anak-anak dan cucunya. Sosok itu tak kenal dengan kata lelah sejak kecil selalu berusaha kerja keras untuk bisa menghidupi saudara kandung nya yang berjumlah 7 orang, ia rela meninggalkan masa muda nya untuk bekerja. Cerita itu merupakan salah satu cerita yang selalu aku simak dengan penuh bangga saat mulut perempuan itu memulai ceritanya. Masih banyak cerita-cerita lainnya dari dirinya yang tak bisa ku tuliskan disini (kalo mau dateng aja kerumah nenekku, wlee)

Hormat setinggi-tingginya kepada perempuan tua itu atas dedikasinya selama ini untuk keluarganya.

Aku tak takut lagi menghadapi masalah apapun kedepannya yang akan menghampiriku sebab aku tau ia selalu merayu tuhan dengan diksi-diksi indahnya perihal keselamatan, rezeki, jodoh dan apapun itu.

Nek, nanti kita kabur ya? ntah kemanapun itu ke tempat yang jauh dari hiruk pikuk dan sedikit menertawakan atas konyolnya hidup ini dan bertepuk tangan memberi apresiasi ke diri kita sudah bertahan dan kuat menghadapi segala tantangan yang ada di bumi ini.

Nek, Nanti kita ngobrol lagi ya ntah tentang apapun itu karena aku sadar nenek adalah teman ngobrol yang seru dan tidak pernah mendiskriminasi topik apapun.

Salam Hangat dari cucumu,

Muhammad Ghias Saputra

--

--