Happy Ied

Muhammad Ghias Saputra
3 min readApr 12, 2024

--

Halo semuanya!!! sebelumnya izinin aku buat ngucapin selamat lebaran bagi kalian semua yang merayakan.

Momen lebaran idul fitri mungkin selalu menjadi ajang yang ditunggu-tunggu bagi kalian semua, ntah itu untuk berkumpul bareng keluarga atau merasakan euforia kemacetan jalanan saat mudik atau bahkan memposting foto bareng keluarga dengan baju couple yang sudah dipersiapkan dari lama, tak lupa juga untuk saling meminta maaf di hari yang suci ini.

Lebaran 2024 ini aku memilih sendirian di kos, hanya ditemani dengan pod pink lucu milikku dan kaktus gemoyku . Ada beberapa kawan yang bertanya “kenapa ga pulang?” tentu jawab bohongku “ya gapapa pengen ngerasain lebaran di Bangka aja,kan katanya rame”. Menjawab dengan kalimat tersebut adalah jalan pintas dan simple ku sebab jika dijelaskan tentu akan cukup rumit dan kalian pun belum tentu akan mengerti kan? atau malah bakal menjudge ku?

Di beberapa kawan aku cukup berani menampilkan wajah dan ekspresi ku yang sesungguhnya bahkan cerita personal tak ragu lagi untuk aku tumpahkan namun di beberapa kawan lain aku cukup dikenal dengan yang penuh lelucon dan tawa ataupun di beberapa kawan yang lain di kenal cukup pendiam dan dingin kalo kata anak sekarang. Ya begitulah Ghias, penuh topeng dalam hidupnya.

Kembali ke topik tadi, ada sebuah jawaban yang tak bisa aku jelaskan bahkan akupun bingung harus mulai dari kalimat mana atau mungkin setelah membaca ini kalian bisa menyimpulkan jawabannya. Sebetulnya Lebaran bagi aku merupakan hal yang sangat menjengkelkan, di saat yang lain merasakan keramaian bahkan kegembiraan disitulah aku tenggelam dalam kesunyian. Setiap tahunnya selalu begitu, setelah aku renungi setiap lebaran yang terlewat, ternyata cuman gitu-gitu aja. Misalnya lebaran hari pertama, Solat ied setelah itu pulang lanjut makan setelah itu gabut dan lanjut tidur sebab tak mungkin aku mengajak keluar kawan-kawan ku, ya tentu mereka pun sedang sibuk untuk berlebaran dan bersilahturahmi dengan keluarganya. Disaat yang lain bersibuk ria dengan membuat konten foto atau video bersama keluarganya, berbeda dengan aku yang suasananya hening dan cenderung fokus dengan agendanya masing-masing. Itulah salah satu faktor mengapa aku memilih untuk tidak pulang kerumah selain beberapa hal yang tak bisa aku ungkapkan di tulisan ini.

Beberapa kawan yang sering menghubungiku mungkin sadar dan bertanya mengapa aku selama lebaran tidak membuka aplikasi whatsapp, tentu bukan hanya sekali aku menonaktifkan aplikasi itu atau bahkan tidak membuka hp sama sekali cukup sering aku lakukan, ketika masalah datang ataupun pundak ini sudah tak cukup kuat untuk menampung beban, ya itu yang kulakukan. Mengurangi interaksi dan memperbanyak renungan sendiri di tempat yang cukup tenang dan jauh dari bisingnya kota. Alasan ku selama hari raya ini menonaktifkan whatsapp, tentu di hari raya ini kebanyakan orang akan mengupload story euforia lebaran bareng keluarganya masing-masing dan tentunya tiap tahun melihat hal tersebut cukup membuat diriku iri sekaligus sedih, dari hal tersebutlah di tahun ini aku memutuskan untuk tidak membuka sosial media, ya aku pikir ini solusi yang terbaik untuk menghindari keiriian dan kesedihan, apalagi hanya sendirian di kos. Mungkin itu juga yang memutuskan aku untuk tidak kemana-mana atau hanya berdiam diri di kos (biasa nya kan bertamu ke rumah teman atau yang kita kenal)

tidak bisa dipungkiri aku iri dengan kehangatan keluarga yang harmonis. cita-citaku cukup sederhana, aku ingin sekali merasakan kehangatan itu atau bahkan kita sekeluarga memakai baju couple yang sudah jauh hari kita prepare ke tukang jahit dengan model yang kita mau dan warna yang kita sepakati, lalu di hari pertama setelah pulang dari masjid kita saling sungkem, saling memaafkan atas kekhilafan yang pernah kita lakukan setelah itu mungkin kita menyantap makanan khas lebaran dihiasi dengan obrolan dan candaan kita sekeluarga. Setelahnya kita mencari spot yang bagus untuk kita berfoto atau bahkan kita harus membuat video yang sedang viral kala itu, lalu kita bikin story di berbagai macam sosial media dan setelahnya mungkin kita lanjut untuk berkunjung ke tempat wisata untuk menghabiskan obrolan dan candaan yang masih belum selesai sewaktu makan tadi. cita-citaku sesederhana itu namun kenapa aku masih belum bisa mewujudkannya?

(maaf ya pasti kalian pusing bacanya, diksinya jelek, tanda bacanya berantakan, ceritanya lompat-lompat. Plis maafkan karena masih lebaran hehe. karena sudah hari sabtu mari kita buka aplikasi whatsapp itu dengan helaan napas yang cukup panjangg hhhhuuuuuuhhhh)

--

--